Liturgia Verbi 2017-03-01 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Rabu Abu

Rabu, 1 Maret 2017

Bulan Maret:
Ujud Misi/Evangelisasi - Dukungan Bagi Orang Kristiani yang Dianiaya.
Semoga orang Kristiani yang dianiaya mendapatkan dukungan doa dan bantuan material dari seluruh anggota Gereja.

Ujud Gereja Indonesia - Keluarga.
Semoga para orangtua bersuaha dengan sungguh-sungguh membangun kebiasaan berdoa bersama, demi semakin kuatnya kehidupan iman anak-anak dan keharmonisan keluarga.



Bacaan Pertama
Yl 2:12-18

"Koyakkanlah hatimu, dan janganlah pakaianmu."

Pembacaan dari Nubuat Yoel:

"Sekarang," beginilah firman Tuhan,
"berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh."
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu,
sebab Ia pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia,
dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal,
lalu meninggalkan berkat
menjadi korban sajian dan korban curahan bagi Tuhan, Allahmu.

Tiuplah sangkakala di Sion,
adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah,
himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,
kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu;
baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya,
dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya.
Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan,
menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata,
"Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu,
dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela,
sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka.
Mengapa orang berkata di antara -bangsa-bangsa:
Di mana Allah mereka?"
Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya,
dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17,R:3a

Refren: Kasihanilah kami, ya Allah,
karena kami orang berdosa.

*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku.
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!

*Sebab aku sadar akan pelanggaranku,
dosaku selalu terbayang di hadapanku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa,
yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku.
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.



Bacaan Kedua
2Kor 5:20-6:2

"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
kami ini adalah utusan-utusan Kristus;
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami.
Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu:
Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Kristus yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu,
supaya kamu jangan membuat sia-sia
kasih karunia Allah yang telah kamu terima.
Sebab Allah berfirman, 
"Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, 
dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." 
Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu;
hari inilah hari penyelamatan itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab

Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,
janganlah bergetar hati.



Bacaan Injil
Mat 6:1-6.16-18

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Hati-hatilah,
jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang
supaya dilihat.
Karena jika demikian,
kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi, apabila engkau memberi sedekah,
janganlah engkau mencanangkan hal itu,
seperti yang dilakukan orang munafik
di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong,
supaya mereka dipuji orang.
Aku berkata kepadamu: 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jika engkau memberi sedekah,
janganlah diketahui tangan kirimu
apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jika engkau berdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu,
dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.

Dan apabila kamu berpuasa,
janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya,
supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi apabila engkau berpuasa,
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita memperingati Rabu Abu, tanda dimulainya Masa Prapaskah selama 44 hari sebelum Jumat Agung (14 April 2017),
atau jika hari Minggu tidak dihitung, selama 40 hari sampai dengan Minggu Palma (9April 2017).
Mengacu kepada Perjanjian Lama, abu adalah tanda penyesalan dan pertobatan.

Abu yang dimaksud di sini bukanlah warna abu-abu, warna antara putih dan hitam, melainkan abu sisa pembakaran dari daun-daun palma yang sudah kering.
Ini berawal dari tradisi kuno Israel, orang menaburkan abu di atas kepala atau di seluruh tubuh sebagai tanda penyesalan dan pertobatan.
Kita cukup dengan menerima tanda salib dari imam yang memimpin misa menggunakan abu.
Tak perlulah sampai mandi abu, karena penyesalan dan pertobatan kita bukanlah perkara jasmani melainkan urusan rohani.
Dari Bacaan Pertama kita membaca, "Koyakkanlah hatimu, dan janganlah pakaianmu."

Gereja mengajak kita untuk memeriksa dosa-dosa yang telah kita perbuat, menyesalinya, melakukan pertobatan, untuk kemudian memohon pengampunan dari Bapa kita yang di Surga.
Tujuannya agar kita dapat bersekutu dengan Bapa secara lebih intim, dan tentunya agar kita terhindar dari penghukuman Tuhan atas perbuatan dosa kita.
Itulah sebabnya, ketika menerima tanda salib dari abu itu,
kita mendengar seruan, "Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil!"

Berpuasa dan berpantang bukanlah ritual yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan secara patuh, melainkan lebih merupakan tanda untuk mengingatkan kita yang haus dan lapar akan kebenaran Tuhan, agar Kristus berkenan melegakannya.
Berpuasa secara rohani lebih mengarahkan kita untuk menerbitkan perasaan jera atau kapok atas perbuatan dosa, serta menegarkan hati agar tidak mengulangi perbuatan dosa itu.

Jangan pula terlalu melebar dengan memikirkan bersedekah atau mengurusi perkara orang lain, karena selama masa prapaskah ini kita akan berorientasi kepada diri kita sendiri.
Marilah kita menolong diri kita sendiri dahulu sebelum menolong orang lain.
Setelah kita benar-benar merdeka dari perbudakan dosa, barulah kita menolong orang lain untuk juga merasakan kemerdekaan itu.

Jangan pula rajin membantu orang lain untuk mengeluarkan selumbar dari matanya, sebelum kita berhasil mengeluarkan balok dari mata kita sendiri.

Marilah kita "islah" dengan Tuhan, marilah kita berdamai dengan Tuhan, dengan perjanjian damai yang mengikat kedua pihak:  kita menyesali dan bertobat atas dosa-dosa kita dan Tuhan membatalkan hukuman-Nya atas perbuatan dosa kita itu.
Selanjutnya, jadilah kapok!



Peringatan Orang Kudus
Santo Felix III (II), Paus
Felix berasal dari sebuah keluarga berdarah Romawi. la menjadi paus menggantikan Paus Santo Simplisius pada tahun 483. la dinamakan Felix III (II) karena kira-kira pada tahun 365 ada seorang paus tandingan yang menamakan dirinya Felix lI.
Selama masa kepausannya, Felix menghadapi bidaah Monophysitisme yang menolak ajaran iman tentang kedwitunggalan kodrat Yesus Kristus: Ilahi sekaligus Manusiawi. Untuk memecahkan masalah itu, Kaisar Zeno mengeluarkan suatu rumusan kesatuan yang bermakna ganda, yang disebut Henotikon. Rumusan ini tidak disetujui baik oleh Sri Paus maupun oleh pengikut aliran bidaah Monophisitisme.
Demi pemecahan selanjutnya, Sri Paus Felix memanggil Acacius, Patriark Konstantinopel, penyusun rumusan itu. Acacius menolak datang ke Roma. Maka dia diekskomunikasikan oleh Felix III. Sejak berlakunya ekskomunikasi ini, skisma Acacian mulai tersebar dan terus berkembang hingga kematian Felix III pada tanggal 1 Maret 492.

Santo David, Pengaku Iman
David mungkin lahir di Cardigan, Wales, Inggris pada tahun 520 dari sebuah keluarga bangsawan. la terkenal sebagai seorang biarawan yang aktif mendirikan biara-biara: kurang lebih ada 12 biara yang didirikannya. Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian baratdaya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya sebagai pimpinan tertinggi.
Dalam kedudukannya itu David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik. Banyak perintis Gereja Irlandia dididik di Menevia; antara lain Santo Finnianus dari Clonard, yang dijuluki sebagai Bapa Monastik Irlandia. Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyak gereja kuno - lebih dari 50 buah gereja - di bagian selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya. David meninggal dunia pada tahun 601 di Menevia. la digelari kudus pada tahun 1120 pada masa kepemimpinan Sri Paus Kalistus II (1119-1124), dan diangkat sebagai pelindung suci Wales.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-28 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Selasa, 28 Februari 2017



Bacaan Pertama
Sir 35:1-12

"Mentaati perintah Tuhan sama dengan kurban keselamatan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Memenuhi hukum Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan banyak kurban,
dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan kurban keselamatan.
Membalas kebaikan hati orang
sama dengan mempersembahkan kurban sajian,
dan memberikan derma sama dengan menyampaikan kurban syukur.
Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan,
dan menolak kelaliman itu sama dengan kurban penghapus dosa.

Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong,
sebab semuanya wajib menuruti perintah Tuhan.
Persembahan orang jujur melemaki mezbah,
dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.
Tuhan berkenan akan kurban orang yang jujur,
dan takkan melupakannya.

Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan,
dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.
Bawalah pemberianmu dengan muka riang,
dan dengan suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh
menjadi barang kudus.
Berikanlah kepada Yang Mahatinggi
sesuai dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu:
itupun harus dengan murah hati dan seturut penghasilanmu.
Sebab Tuhan pasti membalas,
dan akan membalas engkau tujuh kali lipat.

Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab Ia tidak akan terima!
Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman.
Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:5-6.7-8.14.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi,
yang mengikat perjanjian dengan Daku,
perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya:
Allah sendirilah Hakim!

*Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman!
Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu:
Akulah Allah, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!

*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah,
dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:28-31

"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Dari Bacaan Injil kita membaca, betapa galaunya hati Petrus, dan mungkin juga para murid yang lain, setelah mengetahui betapa sukarnya orang kaya masuk ke Kerajaan Allah.
Petrus merasa ia telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus, apakah ini dapat diartikan bahwa ia akan masuk ke dalam Kerajaan Allah?
Nampaknya Petrus mengharapkan "kepastian" dari Yesus.

Meninggalkan rumah, sanak saudara dan juga sumber penghasilan, bukanlah perkara mudah, apalagi jika itu dilakukan secara permanen, misalnya menjadi pastor atau suster.
Mengikuti Yesus tidak serta-merta berarti menjadi pastor atau suster.
Kalau semua orang jadi klerus, lalu awamnya mana?

Untuk menjadi klerus, Yesus telah menegaskan, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." [Yoh 15:16a]
Tak usahlah kita membahasnya lagi karena sudah cukup jelas.
Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak dipilih oleh Kristus untuk menjadi klerus, apakah ia telah kehilangan kesempatan untuk mengikuti Yesus masuk ke dalam kerajaan Allah?
Tidak juga.
Ada yang terdahulu tetap menjadi terdahulu, tetapi banyak juga yang terdahulu menjadi yang terakhir, demikian sebaliknya.
Kita semua dipanggil, tetapi hanya sedikit yang dipilih.

Kalau kita perhatikan siapa-siapa yang disebutkan oleh Yesus sebagai sanak saudara yang mesti ditinggalkan, maka kita tahu orang yang sudah menikah pun juga termasuk sebagai yang dimaksudkan oleh Yesus, yakni meninggalkan anak-anak.
Tentu yang dimaksud oleh Yesus adalah orangtua yang meninggalkan anak-anaknya.
Tetapi yang berikut ini penting: Yesus tidak menyebutkan kita mesti meninggalkan suami atau istri, pasangan hidup tidak disebut.
Artinya, jika kita telah menikah tetapi tetap bermaksud mengikuti Yesus, maka suami atau istri jangan ditinggalkan melainkan diajak serta dan bersama-sama memenuhi panggilan Kristus.
Aneh saja kalau istri dan anak-anaknya pergi ke gereja sementara ia sendiri masih tertidur gara-gara semalam bergadang menonton final sepakbola.

Meninggalkan segala sesuatu yang bersifat keduniawian dapat diartikan sebagai mencari terlebih dahulu kerajaan Allah.
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."   [Mat 6:33]
Apa yang akan ditambahkan oleh Yesus?  Iming-imingkah?
Hari ini Yesus telah menjawabnya, pada masa ini juga orang yang meninggalkan keduniawian akan menerima kembali seratus kali lipat dari apa-apa yang telah ditinggalkannya.
Mungkin tidak persis pas seratus kali lipat, bisa jadi saja jauh lebih daripada itu.

Tetapi ada konsekuensinya.
Mengikuti Yesus tidak melalui jalan tol, apalagi berjalan di atas karpet atau permadani, sama sekali bukan.
Mengikuti Yesus mesti melalui jalan yang sempit dan berdesak-desakan, dan bahkan sangat berpeluang akan mengalami berbagai hinaan atau malah penganiayaan.
Siapa yang dapat bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat.

Jadi, jika ternyata kita belum menyangkal diri dan memikul salib masing-masing, sekaranglah saatnya untuk memutuskan memenuhi syarat mengikuti Yesus.
Banyak pusingkan di bagian mana dari barisan kita berada, tidak masalah sekarang kita berada di bagian belakang, karena banyak orang yang berada di bagian terakhir akan berada di bagian depan, menjadi yang terdahulu.



Peringatan Orang Kudus
Santa Antonia, Abbas
Antonia adalah seorang ibu rumah tangga yang saleh. Sepeninggal suaminya, ia memutuskan mengabdikan sisa hidupnya kepada Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawati.
Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistrano, ia mendirikan sebuah biara Klaris yang lebih tegas aturannya di Firenze, ltalia. la sendiri menjadi pemimpin biara itu, hingga hari kematiannya pada tahun 1472.


Santo Hilarus, Paus
Hilarus berasal dari Sardinia. la terpilih sebagai paus menggantikan Paus Leo I (440-461) pada tangga119 November 461. Sebelum menjadi paus, Hilarus melayani umat sebagai diakon selama masa kepemimpinan Paus Leo I. Ketika diadakan konsili di Efesus pada tahun 449, untuk membicarakan tindakan ekskomunikasi atas diri Eutyches, se- orang penyebar ajaran sesat, Hilarus diutus sebagai wakil Paus Leo I.
Selama kepemimpinannya sebagai Paus, Hilarus mengawasi pembangunan beberapa gedung di Roma. Salah satunya ialah Oratorium yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Penginjil.  Selain itu, ia juga berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di dalam tubuh Gereja sendiri. Dalam kerangka itu, ia memimpin sebuah sinode di Roma pada tanggal 19 November 462 untuk membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam Gereja di Gaul, Prancis. Selanjutnya pada tanggal 19 November 465, ia mengadakan lagi sebuah sinode untuk membicarakan hal pengangkatan dan kuasa yurisdiksi para Uskup Spanyol.
Hilarus meninggal dunia pada tanggal 29 Februari 468 dan dimakamkan di gereja Santo Laurensius di Roma.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-27 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Senin, 27 Februari 2017



Bacaan Pertama
Sir 17:24-29

"Bertobatlah kepada Tuhan dan hentikanlah dosamu."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Bagi orang yang menyesal Tuhan membuka jalan kembali.
Tuhan menghibur mereka yang kehilangan ketabahan.

Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosamu,
berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina.
Kembalilah kepada Yang Mahatinggi
dan berpalinglah dari dunia yang durjana,
dan hendaklah sangat membenci kepada kekejian.

Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi
sebagai pengganti orang yang hidup?
Siapakah gerangan mempersembahkan pujian di sana?
Dari orang mati lenyaplah pujian,
seperti dari yang tiada sama sekali.
Sedangkan barangsiapa hidup dan sehat, ia memuji Tuhan.
Alangkah besarnya belas kasihan serta pengampunan Tuhan
bagi semua yang berpaling kepada-Nya!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 32:1-2.5.6.7,R:11a

Refren: Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-sorailah, hai orang jujur.

*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni,
dan dosa-dosanya ditutupi!
Berbahagialah orang
yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan,
dan tidak berjiwa penipu!

*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi ditimpa kesesakan;
kendati banjir besar terjadi,
ia tidak akan terlanda.

*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan!
Engkau menjagaku terhadap kesesakan
Engkau melindungi aku,
sehingga aku luput dan bersorak.



Bait Pengantar Injil
2Kor 8:9

Yesus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya,
supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 10:17-27

"Juallah apa yang kau miliki, dan ikutlah Aku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya.
Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia
dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya,
"Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Yesus berkata kepadanya, "Mengapa kaukatakan Aku baik?
Tak seorang pun yang baik selain Allah!
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah:
Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu!"

Kata orang itu kepada Yesus,
"Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya,
lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu:
Pergilah, juallah apa yang kaumiliki,
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin.
Maka engkau akan memperoleh harta di surga.
Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku."

Mendengar perkataan Yesus,
orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyaklah hartanya.
Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya
dan berkata kepada mereka,
"Alangkah sukarnya
orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu.
Tetapi Yesus menyambung lagi,
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum
dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Para murid semakin gempar
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata,
"Bagi manusia hal itu tidak mungkin,
tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Seseorang datang tergopoh-gopoh kepada Yesus dan bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Orang itu telah menjalankan semua perintah Allah, nampaknya ia ingin memastikan apakah ia akan memperoleh hidup kekal atau tidak.
Ternyata masih ada satu syarat yang masih belum dipenuhinya, yakni menjual harta kekayaannya untuk kemudian dibagikan kepada orang miskin.
Orang itu gagal memenuhi syarat ini.
Ia tidak mau menukar harta miliknya dengan harta di surga.
Ini artinya ia lebih sayang kepada harta miliknya ketimbang harta di surga.
Jangan-jangan ia malah tidak percaya kalau ada harta di surga.

Lalu Yesus berkata, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid Yesus tercengang mendengar perkataan-Nya ini.
Bagaimana ini? Apa tidak boleh kaya?
Mungkin juga ada sebagian dari kita, yang menerima kelimpahan berkat berupa harta kekayaan, ikut gundah, dan bisa jadi belum siap untuk benar-benar melepaskan harta milik lalu membagi-bagikannya kepada orang miskin.

Menurut saya ini bukan dikotomi antara kaya dan miskin, melainkan soal ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan.
Adakah ketulusan hati dalam melaksanakan perintah Tuhan, ataukah ada keterpaksaan dalam melaksanakannya?
Ada banyak sekali contoh-contoh ketaatan yang ditulis dalam Kitab Suci, misalnya kepatuhan Abraham untuk mempersembahkan anaknya sendiri, atau kepatuhan yang lebih besar lagi dari Yesus, dengan rela meninggalkan ketuhanan-Nya untuk menjadi manusia, menderita sengsara dan disalibkan.
Sekarang marilah kita lihat apa yang terjadi pada Abraham, apa iya Tuhan yang melarang orang membunuh malah menyuruh Abraham mengorbankan anaknya?
Yesus sendiri hanya butuh waktu tiga hari saja untuk bangkit dari antara orang mati.

Yang dituntut dari kita adalah ketulusan dalam melaksanakan perintah Tuhan, bukan tidak boleh kaya.
Ada banyak sekali contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang kaya yang dermawan dan selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan, hartanya tak habis-habis tuh, bahkan semakin bertambah-tambah saja.
Rupanya benarlah apa yang dikatakan Yesus, "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."     [Mat 25:29]

Kita kembali kepada orang yang tidak mau melepaskan hartanya itu.
Orang itu sedang bernegosiasi dengan Tuhan, tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan.
Nampaknya ia ingin membeli hidup kekal dengan mematuhi perintah Tuhan sebagai bayarannya.
Memangnya Tuhan itu pedagang?

Memasuki Kerajaan Surga dan memperoleh hidup yang kekal di sana, memang bukan perkara mudah, terlebih bagi kita yang masih pro-kontra antara berpihak kepada Tuhan atau Mamon, termasuk bagi kita yang mencoba berbisnis dengan Tuhan, enggaklah ya.
Dan perkataan Yesus berikut inilah kunci jawabannya, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!"
Bukan kita yang menilai apakah kita sudah memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga atau belum, memangnya kita ini Tuhan?
Syarat melaksanakan perintah Tuhan adalah ketulusan hati atau kerelaan hati untuk melaksanakannya dengan sukacita, bukan dengan keterpaksaan, juga bukan dengan kemunafikan, lain di bibir lain di hati.
Jika memang ada perintah Tuhan yang belum mampu kita laksanakan, Tuhan mengetahuinya, dan dengan kuasa-Nya, apa yang mustahil bagi kita akan dijadikan mungkin oleh-Nya.
Biarlah Tuhan yang menakar kepatuhan kita dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya, kita cukup menyediakan ketulusan dan kerelaan hati untuk melaksanakannya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gabriel Possenti, Pengaku Iman
Semasa kecilnya Gabriel dipanggil dengan nama Fransiskus, mengikuti nama Fransiskus Asisi, pelindung kotanya. la adalah anak bungsu seorang gubernur. Ibunya meninggal dunia ketika ia berumur 4 tahun. Teladan hidup ibunya sangat berpengaruh terutama dalam hal devosi kepada Bunda Maria. Sepeninggal ibunya yang terkasih itu, Bunda Maria menjadi tokoh pengganti yang sungguh dicintainya.
Pada umur 7 tahun, Fransiskus kecil telah diperkenankan untuk menerima Komuni Suci. Di sekolahnya ia dikenal sebagai seorang anak yang pintar, lucu dan suka berpakaian rapi. la juga menjadi seorang teman yang baik dan setia bagi kawan-kawannya. la selalu siap menolong kawan-kawannya, murah hati dan tidak biasa mengeluh apabila dihukum karena kesalahan teman-temannya. Sebagai siswa di Kolese Serikat Yesus, ia tetap unggul dan terus memegang sebutan "Sang Juara’ dalam kelasnya. Karena pergaulannya yang ramah dan kelincahannya dalam olahraga, ia sangat disukai banyak orang.
Dalam mata pelajaran Kesusasteraan, ia sangat pandai, terutama dalam Sastera Latin. Ia sangat mahir bersyair dalam bahasa Latin. Sebagai seorang penggemar Sastera, ia terkenaI sebagai seorang pemain drama yang berbakat. Ketika duduk di kelas terakhir, ia diangkat sebagai Ketua Akademis para Siswa dan menjadi Prefek Kongregasi Maria. Sifatnya yang mengingini kesenangan-kesenangan duniawi masih tetap menonjol dalam praktek hidupnya. la suka membaca buku-buku roman, menonton sandiwara, berburu dan berdansa. Kehidupan rohani kurang diindahkannya.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tampak jelas. Tuhan tetap membimbingnya. Pada saat Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus 1855, diadakan perarakan patung Bunda Maria mengelilingi kota Spoleta. Uskup Agung kota Spoleta sendiri membawa patung itu. Ketika itu Fransiskus mendengar suara panggilan Bunda Maria: "Fransiskus, engkau tidak diciptakan untuk dunia ini, tetapi untuk menjalani kehidupan bakti kepada Allah di dalam biara". Fransiskus mendengar suara itu dengan takut. la merenungkan kata-kata Bunda Maria itu dengan hati terharu. Semenjak saat itu tumbuhlah keinginannya untuk masuk biara. Dia tidak melamar masuk Serikat Yesus, tempat ia bersekolah, tetapi melamar masuk Kongregasi Imam-imam Passionis.
Di dalam Kongregasi Passionis inilah ia mengganti namanya dengan Gabriel. Pada tahun 1856 ia menerima jubah Kongregasl Passionis.  Namun kehidupannya di dalam biara ini tidak lama. Ia meninggal dunia pada tahun 1862 setelah berhasil menempa dirinya menjadi seorang biarawan Passionis sejati. Selama berada di biara, Gabriel sungguh menunjukkan kesungguhan dalam menata hidup rohaninya. la benar-benar mencintai Yesus Tersalib dan Bunda Maria yang berduka. Devosi kepada Bunda Maria yang telah dilakukannya semerijak kecil terus dilakukannya hingga menjadikan hidupnya suci. Kesuciannya ternyata dari banyak mujizat yang terjadi pada setiap orang yang berdoa dengan perantaraannya. Gabriel menjadi seorang tokoh panutan bagi para kaum muda.


Santo Leander, Uskup
Leander yang menjabat sebagai Uskup Sevilla, Spanyol ini adalah kakak Santo Isidorus. Adik-adiknya Santa Florentina dan Fulgentius dinyatakan kudus juga oleh Gereja. Dengan kesalehan hidupnya dan pengaruhnya yang besar, Uskup Leander berhasil menghantar kembali Raja Hermenegild dan Rekkared beserta seluruh bangsawan Wisigoth ke dalam pangkuan Gereja Katolik.
Leander yang lahir pada tahun 540 ini menghembuskan nafas penghabisan pada tahun 600 di Sevilla, Spanyol. Jabatannya sebagai uskup diambil alih oleh Isidorus adiknya.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-26 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa VIII

Minggu, 26 Februari 2017



Bacaan Pertama
Yes 49:14-15

"Aku tidak akan melupakan engkau."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Sion berkata,
"Tuhan telah meninggalkan aku,
dan Tuhanku telah melupakan aku."
Maka berfirmanlah Tuhan,
"Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya,
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab,R:6a

Refren: Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.

*Hanya dekat Allah saja aku tenang,
dari pada-Nyalah keselamatanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku,
hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.

*Hanya pada Allah saja aku tenang,
sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku,
hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.

*Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku;
gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.



Bacaan Kedua
1Kor 4:1-5

"Tuhan akan memperlihatkan
apa yang direncanakan dalam hati."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
hendaknya orang memandang kami sebagai hamba Kristus,
dan pengurus rahasia Allah.
Yang dituntut dari pengurus yang demikian ialah
bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercaya.
Bagiku sedikit sekali artinya
entah aku dihakimi oleh kamu
entah oleh suatu pengadilan manusia.
Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku.
Memang aku tidak sadar akan sesuatu,
tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan.
Yang menghakimi aku ialah Tuhan.
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya,
yaitu sebelum Tuhan datang.
Dialah yang akan menerangi
juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan.
Dialah pula yang akan memperlihatkan
apa yang direncanakan dalam hati.
Pada saat itulah
tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Firman Allah hidup dan kuat,
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.



Bacaan Injil
Mat 6:24-34

"Janganlah kuatir akan hari esok"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu,
apa yang hendak kamu makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan,
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit,
yang tidak menabur dan tidak menuai,
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.

Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kamu
yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?
Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Namun Aku berkata kepadamu:
Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,
yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaya?

Maka janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum?
Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu,
bahwa kamu memerlukan semua itu.
Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Injil pada hari Minggu ini adalah bacaan yang menjadi semacam "way of life" bagi saya.
Uniknya, sabda Tuhan pada bacaan ini tidak saya dapatkan dari Kitab Injil atau pun saya dengarkan saat mengikuti misa, melainkan justru merupakan warisan yang saya terima dari ibu kandung saya, karena ibu sayalah yang mengatakannya ketika saya masih kanak-kanak, "Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Waktu itu saya tidak memahami maksudnya, entah mesti pergi ke mana untuk mencarinya, entah apa pula yang akan ditambahkan kepada saya.

Ketika saya memutuskan dengan sungguh-sungguh ingin bersekutu dengan Bapa kita yang di Surga, saya pun menggebu-gebu mencari keberadaan dari kerajaan itu, sebab kerajaan inilah yang pertama-tama mesti saya temukan agar saya dapat berjumpa dengan-Nya.
Lima tahun pertama dari upaya saya menemukan kerajaan Allah itu, tidak memberikan hasil yang menggembirakan sebab saya tidak dapat menemukannya, entah kemana lagi saya mesti mencarinya.
Saya menjadi penasaran, sebab Injil mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu sudah dekat, dan bahkan sudah ada di depan mata saya tetapi saya tidak melihatnya; bagaimana mungkin kerajaan bisa berpindah tempat lalu datang menghampiri saya?

Waduh, betapa bodohnya saya, sebab menemukan kerjaan Allah itu hanyalah perkara sepele, telah diberitakan di mana-mana.
Kerajaan Allah memang tak tercantum di google maps, tetapi sesungguhnya kerajaan Allah itu sudah datang, sudah ada di depan mata.
Justru yang sulit itu adalah bagaimana saya bisa memasukinya.
Beginilah yang dikatakan oleh Yesus, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."  [Mrk 10:24b-25]

Bacaan Injil hari inilah yang dapat membukakan mata kita.
Semasih kita mengabdi kepada Mamon, mustahil bisa masuk ke dalam kerajaan itu, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.  Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Sulitnya melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Mamon disebabkan oleh kekhawatiran kita, kekhawatiran terhadap apa yang akan kita makan atau minum, apa yang hendak kita pakai, dan berbagai kekhawatiran lainnya.
Kekhawatiran inilah yang melanda orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Tetapi orang yang telah mengenal Allah akan dibebaskan dari perasaan khawatir ini, "Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semua itu. Maka janganlah kamu khawatir akan hidupmu!"
Maksudnya hidup keduniawian kita.
"Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.  Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?"

Saya mesti berterimakasih kepada Nikodemus, seorang Farisi yang menjadi pemimpin agama Yahudi itu.
Karena pertanyaan yang diajukannya kepada Yesus-lah, kita akhirnya menemukan pintu masuk ke dalam kerajaan Allah itu.
Yesus menjawab pertanyaan Nikodemus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  [Yoh 3:3].
Lalu Yesus melanjutkan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah."  [Yoh 3:5]

Saya terperangah ketika mendapati fakta yang sesungguhnya biasa-biasa saja tetapi ternyata ajaib.
Jika kita dilahirkan kembali, maka kita akan kembali menjadi kanak-kanak.
Nenek-nenek juga tahu akan hal ini, tetapi menjadi ajaib ketika Yesus berkata, "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."  [Luk 18:17]

Abracadabra!
Anak-anak itu tidak mengkhawatirkan akan hidupnya.
Ketika kanak-kanak, ternyata saya tak pernah pusing akan apa yang saya makan atau minum, baju apa yang akan saya pakai.
Orangtua kita telah menyediakan semuanya itu.
Begitu pula halnya Bapa kita yang di Surga, orangtua kita dan kita adalah anak-anak-Nya, akan memelihara kita jauh melebihi pemeliharaan-Nya terhadap burung-burung atau pun bunga bakung!

Nah, sudahkah kita dilahirkan kembali untuk kembali menjadi kanak-kanak, agar dimampukan masuk ke dalam kerajaan Surga?



Peringatan Orang Kudus
Santo Alexandros, Pengaku Iman
Alexandros dikenal sebagai Patrik kota Alexandria, Mesir pada abad ke-4 yang gigih membela Gereja dan ajaran iman yang benar dari rongrongan bidaah Arianisme yang menyangkal ketuhanan Yesus.


Santo Didakus Carvalho, Martir
Didakus lahir di Koimbra, Portugal pada tahun 1578. Walaupun masih muda, ia senang sekali dengan kegiatan-kegiatan rohani Gereja, punya semangat merasul yang tinggi serta berhasrat menjadi misionaris di tanah misi agar bisa mengalami kejadian-kejadian "istimewa" sebagaimana dialami oleh misionaris-misionaris.
Cita-citanya ini tercapai pada tahun 1608, tatkala ia tiba di negeri Jepang sebagai seorang imam misionaris. Didakus dikenal sebagai seorang misionaris Yesuit yang unggul. la baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita. Semua tantangan yang menimpanya bukan alasan untuk mengabaikan tugas pelayanannya kepada umat demi keselamatan mereka dan demi kemuliaan Allah, sebagaimana terungkap di dalam semboyan serikatnya: "Ad Majorem Dei Gloriam" ("Demi Kemuliaan Allah Yang Lebih Besar").
Didakus terutama mewartakan Injil di propinsi-propinsi yang belum pernah mendengar tentang nama Yesus Kristus dan Injil-Nya, dan mendirikan gereja di wilayah-wilayah itu. Selain berkarya di Jepang, Didakus juga mewartakan Injil di negeri-negeri lain. Penangkapan dan hukuman mati atas dirinya pada tahun 1624 terjadi tatkala ia baru saja kembali dari suatu perjalanan misinya ke luar negeri.
Hukuman nlati atas dirinya berlangsung sangat keji. Ketika itu musim dingin. la dibenamkan dalam air sungai yang hampir beku. Setelah seluruh tubuhnya membeku, ia dikeluarkan lagi dari air untuk disesah hingga babak belur, lalu ditenggelamkan lagi ke dalam sungai. Namun Tuhan menyertainya. Martir suci ini, meski penderitaan hebat menimpa dirinya, ia toh tetap gembira dengan menyanyikan lagu-lagu Mazmur dan menghibur orang-orang serani yang datang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati atas dirinya.
Setelah 12 jam lamanya mengalami penderitaan, Didakus menghembuskan nafasnya sebagai seorang martir Kristus yang gagah berani pada usianya 46 tahun.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-25 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Sabtu, 25 Februari 2017



Bacaan Pertama
Sir 17:1-15

"Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Manusia diciptakan Tuhan dari tanah,
dan ke sana pula ia akan dikembalikan.
Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu,
dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi.
Ia dilengkapi kekuatan
yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri,
dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri.
Di dalam segala makhluk yang hidup
Tuhan menanam rasa takut terhadap manusia,
agar manusia merajai binatang dan unggas.

Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya,
dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir.
Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif,
dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat.
Ia memasukkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia
untuk menyatakan kepadanya keagungan karya Tuhan.
Maka manusia harus memuji nama Tuhan yang kudus
untuk mewartakan karya-Nya yang agung.

Tuhan masih menambahkan pengetahuan lagi
dengan memberi manusia hukum kehidupan menjadi milik pusaka.
Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka,
dan segala hukum-Nya dipermaklumkan kepada mereka.

Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung,
dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka.
Tuhan berkata kepada mereka, "Jauhilah setiap kelaliman."
Dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya.
Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan,
dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 103:13-14.15-16.17-18a,R:17

Refren: Kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang yang takwa kepada-Nya.

*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat,
Dia sadar bahwa kita ini debu.

*Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput,
seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang.
Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia,
dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.

*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya;
sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya
atas anak cucu mereka,
asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:13-16

"Barangsiapa tidak menerima kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk ke dalamnya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus
supaya Ia menjamah mereka.
Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka,
"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku!
Jangan menghalang-halangi mereka!
Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Aku berkata kepadamu,
"Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah
seperti seorang anak kecil,
ia tidak akan masuk ke dalamnya."

Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu,
meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini kita mengetahui kalau orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Yesus menjamah anak-anak itu, tetapi para murid Yesus memarahi orang-orang yang membawa anak-anak itu.
Mungkin para murid berpikiran, anak-anak itu tidak menderita sakit lalu untuk apa dibawa kepada Yesus.
Untuk mendengarkan pengajaran Yesus pun nampaknya percuma saja karena anak-anak yang masih kecil itu takkan dapat mengerti;  yang dewasa saja kesulitan memahami ajaran Yesus, apalagi anak-anak.

Para murid nampaknya lupa kalau Yesus datang bagi semua orang, termasuk anak-anak karena Yesus juga mengasihi anak-anak.
Tidaklah pantas, kalau ada perlunya baru datang.
Maka Yesus pun memarahi mereka karena melarang anak-anak itu datang kepada-Nya.
Lalu Yesus pun memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.

Ini merupakan pelajaran yang baik bagi para orangtua.
Mereka wajib membawa anak-anak datang kepada Yesus, se dini mungkin memperkenalkan Kristus kepada anak-anak, karena anak-anak itu justru lebih dapat menerima Kerajaan Surga karena kepolosannya, dibandingkan orangtua yang lebih "sok tahu" sehingga sulit menjadi percaya.

Fakta menunjukkan kalau anak-anak lebih mudah mengingat dibandingkan orang dewasa.
Umumnya orang dewasa masih mengingat masa kecilnya, begitu membekas di hati dan pikirannya.
Anak-anak juga lebih mudah menerima dibandingkan orang dewasa, tak pakai ba-bi-bu.
Sekali kasih Kristus telah melekat di hatinya, maka itu akan dibawanya sampai ia besar nanti.

Maka dari itu, bawalah anak-anak datang kepada Yesus.
Dan kalau kita, orang dewasa, juga ingin agar kasih Kristus melekat erat di hati kita, maka kita pun mesti menjadi seperti anak-anak itu.
Bukan menjadi kekanak-kanakan, melainkan menjadi lebih mudah menerima dan mempercayai Injil, dan itu akan melekat erat di hati kita untuk waktu yang sangat lama, tak mudah cair, tak mudah goyah.



Peringatan Orang Kudus
Santa Walburga, Abbas
Walburga lahir pada tahun 710 di Devonshire, lnggris.  Saudari Santo Winebald dan Willibald ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan Santo Bonifasius yang dikenal sebagai “Rasul bangsa Jerman”.
Ketika berumur 11 tahun, Walburga dididik di biara Benediktin, Wimborne di Dorsetshire, lnggris. Kemudian dia diterima sebagai anggota dari biara itu. la tetap tinggal di biara Wimborne sampai tahun 748 sambil membantu Santo Bonifasius mendirikan biara-biara di beberapa daerah Jerman yang baru dikristenkan. Kemudian ia pergi ke Jerman dan menjadi abbas untuk para biarawati yang mendiami biara Benediktin di Heidenheim yang didirikan oleh saudaranya Santo Winebald. Sesudah Winebald meninggal dunia pada tahun 761. Walburga menjadi abbas untuk seluruh blara yang ada di Jerman. Ia melayani biara-biara ini hingga kematiannya pada tahun 779 di Heidenheim. Jerman.
Semenjak abad kesembilan, nama Walburga terkenal luas di kalangan umat Jerman karena semacam “minyak pengobat penyakit yang mengalir dari batu padas di bawah tempat duduknya di gereja Salib Suci Eichstatt, Jerman. Minyak ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-24 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Jumat, 24 Februari 2017



Bacaan Pertama
Sir 6:5-17

"Sahabat yang setia tiada ternilai."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat,
dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut.
Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu,
tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasehatmu.
Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu,
dan jangan segera percaya padanya.
Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan,
tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan.

Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh,
lalu menistakan dikau
dengan menceriterakan percekcokanmu dengan dia.
Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan,
tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu.
Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau
dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu.
Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau
serta menyembunyikan diri terhadapmu.

Jauhilah para musuhmu,
dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu.
Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat;
yang menemukannya, menemukan suatu harta.
Sahabat yang setia, tiada ternilai,
dan harganya tiada terbayar.

Sahabat yang setia laksana obat kehidupan;
hanya orang yang takwa akan memperolehnya.
Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati,
sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:12.16.18.27.34.35,R:35a

Refren: Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.

*Terpujilah Engkau, ya Tuhan;
ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

*Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku,
firman-Mu tidak akan kulupakan.

*Singkapkanlah mataku,
supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari hukum-Mu.

*Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu,
supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

*Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu;
dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

*Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu,
sebab aku menyukainya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17ab

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.
Kuduskanlah kami dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Mrk 10:1-12

"Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea
dan ke daerah seberang sungai Yordan.
di situ orang banyak datang mengerumuni Dia,
dan seperti biasa Yesus mengajar mereka.
Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus.
Mereka bertanya,
"Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?"
Tetapi Yesus menjawab kepada mereka,
"Apa perintah Musa kepada kamu?"
Mereka menjawab,
"Musa memberi izin untuk menceraikannya
dengan membuat surat cerai."

Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu.
Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita;
karena itu pria meninggalkan ibu bapanya
dan bersatu dengan isterinya.
Keduanya lalu menjadi satu daging.
Mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu apa yang dipersatukan Allah,
janganlah diceraikan manusia."

Setelah mereka tiba di rumah,
para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menceraikan isterinya
lalu kawin dengan wanita lain,
ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
Dan jika isteri menceraikan suaminya
dan kawin dengan pria yang lain,
ia berbuat zinah."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Kita telah mengetahui dan juga memahami bahwa pernikahan Katolik itu bersifat monogami dan tak terceraikan, berdasarkan apa yang disampaikan oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini.
Saya tidak ingin kita menjadi kurang bersemangat untuk merenungkan perikop Injil hari ini karena telah berulangkali kita baca dan renungkan, di samping telah seringnya diadakan retret atau rekoleksi tentang hal ini, termasuk menjadi bagian penting dari kursus persiapan perkawinan.

Oleh karenanya, marilah kita simak dari sisi lain, yakni pernikahan yang dikaitkan dengan kematian.
Bagaimana jika salah satu dari pasangan suami-istri itu meninggal dunia, bolehkah pasangan yang masih hidup menikah lagi?
Adakah Yesus mengatakan mengenai hal ini?

Marilah kita cermati apa yang disampaikan oleh Yesus ini, "Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia."
Tuhan mempersatukan satu laki-laki dan satu wanita menjadi pasangan suami-istri, menjadi satu daging, maka hanya Tuhanlah yang dapat menceraikan mereka melalui kematian.
Ini menjadi jelas, jika "diceraikan" oleh Tuhan, dapat diartikan bisa jadi dipersatukan kembali dengan yang lain.

Selanjutnya, yang juga penting untuk kita tela'ah lebih jauh, yakni perihal ketidak-harmonisan relasi di antara pasangan suami-istri, dan nampaknya ini yang lebih banyak terjadi, suami-istri seringkali tidak akur, mereka melewati hari-harinya dengan bertengkar, saling melukai perasaan pasangan dengan perkataan dan perbuatan, ditambah-tambah lagi dengan kehadiran "wil" atau "pil" yang dapat merusak relasi mereka.
Bagaimana dengan hal ini?

Penting sekali untuk diimani, bahwa Tuhan mempersatukan suami-istri itu tidak bercacat, tanpa cela.
Tidak ada satu pun karya Tuhan yang bercacat atau bercela, termasuk pernikahan Katolik.
Maka, dengan memandang pasangan telah berubah, tidak seperti dulu, lalu mengungkit-ungkit keburukan pasangan, sesungguhnya kita sedang membantah kalau karya Tuhan itu tak bercacat atau bercela, tak lagi mempercayai pernikahan sebagai sakramen, sebagai yang dipersatukan oleh Tuhan.
Ini celaka.
Gara-gara manusia tidak mampu memegang amanah perkawinan, padahal awal-awalnya begitu ngebet ingin kawin, lalu setelah mendapati tidak lagi ada keakraban dengan pasangan, masak Tuhan yang disalahkan?
Apa benar Tuhan telah salah mempersatukan?

Sesungguhnya yang terjadi adalah gagal-faham di antara pasangan suami-istri.
Banyak orang salah memahami pengertian "dipersatukan" oleh Tuhan itu.
Dipersatukan menjadi satu daging itu bukan berarti mereka dijadikan sama, atau dijadikan kembar.
Mereka tetap saja berbeda, yang satu tetap laki-laki dan yang lain tetap wanita.
Mereka juga tetap berbeda dalam hal watak, perilaku, selera, hobby dan lain-lainnya.
Ibarat sepasang sepatu, tetap saja terdiri dari sepatu kanan dan sepatu kiri yang memang berbeda, dan memang tidak bisa dipertukarkan.
Pernah 'kan pakai sepatu kanan di kaki kiri, bagaimana rasanya?
Karena berbeda itulah maka disebut sepasang, tetap terdiri dari dua yang berbeda.

Upaya-upaya suami-istri untuk menyama-nyamakan inilah akhirnya memercikkan perselisihan di antara mereka, lalu menimbulkan pertengkaran di antara mereka sendiri.
Memang berbeda, dan tidak bisa disama-samakan.
Yang wanita memiliki rahim untuk mengandung anak, mana bisa yang laki-laki yang disuruh hamil?

Nah, jika masing-masing mau menyadari bahwa mereka adalah sepasang, artinya saling tergantung satu sama lainnya, tentulah tidak timbul keinginan untuk bercerai.
Sama seperti sepasang sepatu tadi, jika salah satunya rusak atau hilang, apakah yang tertinggal tetap dapat digunakan?
Inilah makna dari "tak terceraikan" itu.
Maka, jika kita memutuskan hendak menikahi seseorang, janganlah pernah terpikirkan untuk suatu saat nanti akan menceraikannya.
Jika tidak ada kesanggupan ini, sebaiknya jangan menikah!



Peringatan Orang Kudus
Santo Montanus dan Lucius dkk, Martir
Para martir suci: Montanus dan Lucius bersama kawan-kawannya, yaitu Flavianus, Yulianus, Viktorikus. Quartillosia, Viktor, Donatian, Primolus dan Renus, dipenjarakan di Kartago (Tunisia) karena berpegang teguh pada imannya akan Kristus. Selama mendekam di dalam penjara mereka kekurangan makanan dan minuman sehingga beberapa dari antara mereka mati. Sebagian yang lain kemudian diseret ke tempat penjagalan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-23 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Kamis, 23 Februari 2017

PW S. Polikarpus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Why 2:8-11

"Aku tahu kesusahan dan kemiskinanmu."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, mendengar suatu suara,
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati dan hidup kembali:

Aku tahu kesusahan dan kemiskinanmu
-- namun sebenarnya engkau kaya! --
Aku tahu fitnah mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian;
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Jangan takut terhadap apa yang harus kauderita!
Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang
dari antaramu ke dalam penjara
supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.
Hendaklah engkau setia sampai mati,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat:
Barangsiapa menang,
ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Sir 5:1-8

"Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Jangan mengandalkan kekayaanmu,
dan jangan berkata, "Ini cukup bagiku."
Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti
untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu.
Jangan berkata, "Siapa berkuasa atas diriku?"
Camkanlah, Tuhan akan menghukum engkau dengan keras.

Jangan berkata, "Betul, aku sudah berdosa,
tetapi apakah menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati."
Jangan menyangka pengampunan terjamin,
sehingga engkau menimbun dosa demi dosa.

Jangan berkata,
"Belas kasihan Tuhan memang besar.
Dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya."
Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan
tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya,
dan geram-Nya turun atas orang jahat.

Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan,
jangan kautangguhkan dari hari ke hari.
Sebab tiba-tiba saja meletuslah kemurkaan Tuhan,
dan engkau binasa pada saat hukuman.

Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil,
sebab pada hari sial takkan berguna sedikitpun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17,R:6a

Refren: Ke dalam tangan-Mu, Tuhan,
kuserahkan nyawaku.

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung,
dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku!
Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku,
oleh karena nama-Mu
Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

*Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku;
Engkau membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu,
sebab Engkau telah menilik sengsaraku.

*Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu,
selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 1:1-2.3.4.6
Refrein: Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
1Tes 2:13

Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia,
melainkan sebagai sabda Allah.



Bacaan Injil
Mrk 9:41-50

"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan,
daripada dengan kedua belah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir
oleh karena kalian adalah pengikut Kristus,
ia tidak akan kehilangan ganjarannya.

Barangsiapa menyesatkan salah seorang
dari anak-anak kecil yang percaya ini,
lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia dibuang ke dalam laut.

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan,
daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka,
ke dalam api yang tak terpadamkan.
Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik bagimu
dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup,
daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah,
karena lebih baik bagimu masuk ke dalam Kerajaan Allah
dengan bermata satu
daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam.

Sebab setiap orang akan digarami dengan api.
Garam memang baik!
Tetapi jika garam menjadi hambar,
dengan apakah kalian akan mengasinkannya?
Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu
dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Marilah hari ini kita renungkan Injil Markus yang menuliskan perkataan Yesus tentang garam, "Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain."
Yesus menegaskan, "Garam memang baik!", maka dari itu kita diminta untuk mempunyai yang baik-baik dalam diri kita.
Jika ada yang tidak baik atau menyesatkan, janganlah disimpan dalam diri kita melainkan akan lebih baik kalau dipenggal saja.
Kita seringkali tidak menyadari kalau melakukan penyesatan adalah dosa berat.

Garam adalah senyawa netral, tidak akan berubah walau pun dijemur atau disimpan dalam waktu yang lama.
Yesus mau agar kebaikan kita bersifat netral, tidak berpihak selain kepada kebenaran Bapa kita, dan kebaikan itu hendaknya tetap disimpan di dalam diri kita dalam jangka waktu yang lama, serta tidak terkontaminasi oleh berbagai penyesatan orang.

Sifat netral yang dimaksud misalnya, kita tidak membela saudara sendiri karena kita tahu persis kalau ia itu bersalah, dan sebaliknya, kita tidak akan menghakimi saudara yang bersalah itu, Yesus malah meminta kita agar mengampuninya.
Konsep inilah yang lebih memungkinkan bagi kita untuk mewujudkan damai sejahtera Kristus itu.

Tanpa diminta pun garam akan secara konsisten melawan pembusukan.
Oleh sebab itu garam seringkali kita pakai untuk mengawetkan ikan, membasmi bakteri atau kuman, misalnya berkumur air garam ketika sakit gigi.

Dan yang tak kalah pentingnya, Yesus meminta kita agar menjadi garam bagi dunia.
Maksudnya apa?
Garam itu memberi rasa sedap pada makanan, dan saking pentingnya peran garam di dalam makanan sampai-sampai ada pepatah "Bagaikan sayur tanpa garam" alias hambar, tanpa rasa asin yang dihasilkan oleh garam.
Yesus mau agar kita pun menggarami orang lain, maksudnya menjadi berkat bagi orang lain, bukan bagi diri sendiri.

Nah, jika garam tak lagi asin, maka ia tak lagi dapat menjadi berkat.
Dan jika garam tak lagi asin, tidak ada cara untuk mengasinkannya kembali.
Garam yang tak asin itu bukan garam namanya, tak lagi berguna selain dibuang dan akan diinjak-injak orang.



Peringatan Orang Kudus
Santo Polykarpus, Uskup dan Martir
Polykarpus adalah seorang Uskup Gereja perdana di Smyrna (Turki). Murid Santo Yohanes Penginjil ini memimpin Gereja di Smyrna sampai meletusnya kekacauan yang didalangi oleh para musuh Gereja pada tahun155. la sendiri pun ditangkap oleh orang-orang itu.
Ketika ditangkap, ia tidak memberikan perlawanan apa pun, bahkan ia tersenyum dan menjamu para penangkapnya dengan makanan yang lezat. Kepada mereka, ia berkata: "Jadilah kehendak Tuhan atas diriku". la memohon agar kepadanya diberikan waktu sedikit untuk berdoa. Setelah itu, ia dibelenggu dan diarak di tengah-tengah orang banyak menuju kediaman prokonsul untuk diadili.
Sewaktu diadili, prokonsul dengan keras memaksanya untuk menghojat Kristus dan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. la dengan tegas berkata: "Sudah delapanpuluh enam tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami bahwa Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya menghojat Raja dan Penyelamatku? Tuhanku Yesus Kristus tidak saja berkata "bertahanlah dan teguhlah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelaskasihlah kepada sesamamu, dan bersatulah di dalam kebenaran, melainkan juga Dirinya sendiri dijadikan contoh yang mencolok mata tentang semuanya itu" ".
Mendengar kata-kata Polykarpus itu, prokonsul berang dan segera menjatuhkan hukuman bakar atas diri Polykarpus. Hukuman ini tidak sedikitpun menggentarkan hati Polykarpus, karena ia tahu bahwa kebenaran ada di pihaknya. la bahkan mensyukuri peristiwa tragis ini.
Berita pembunuhan atas diri Polykarpus ini tersebar ke seluruh umat Smyrna. Seluruh umat memang menyesalkan tindakan brutal prokonsul itu tetapi mereka tidak patah semangat untuk tetap mengimani Kristus. Mereka saling meneguhkan dengan mengedarkan selebaran berikut: "Kristus kita sembah karena Dia adalah Putra Allah. Para martir kita sayangi sebagai murid Kristus karena imannya yang tak terperikan kepada Kristus, Raja dan Tuhan, hingga titik darah penghabisan. Semoga kita pun menjadi kawan dan rekan mereka dalam menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepada kita".
Di atas kubur Polykarpus, mereka menulis: "Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata, dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Di tempat ini ingin kami berkumpul dengan gembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang jaya ".


Santo Willigis, Pengaku Iman
Willigis adalah seorang anak dari orang kebanyakan; namun ia berhasil menjadi kanselir tiga orang kaisar Jerman. Negarawan bijaksana ini berhasil menjaga keamanan seluruh negeri.  Sebagai Uskup Mainz dan wakil Paus, ia mengangkat uskup-uskup yang baik, mendirikan gereja- gereja dan membangun banyak jembatan. la membangun sekolah-sekolah untuk memajukan ilmu. Willigis menegakkan tata tertib dan memajukan kegiatan penghonnatan kepada Tuhan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-02-22 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Rabu, 22 Februari 2017

Pesta Takhta S. Petrus, Rasul



Bacaan Pertama
1Ptr 5:1-4

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara terkasih,
sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus,
yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan
yang akan dinyatakan kelak,
aku menasihati para penatua di antara kamu:
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan terpaksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah,
dan jangan karena mau mencari keuntungan,
tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah
atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Maka, apabila Gembala Agung datang,
kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 23:1-3.4.5.6,R:1

Refren: Tuhan gembalaku, aku takkan berkekurangan.

*Tuhan gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.
Ia membimbing aku ke air yang tenang,
dan menyegarkan daku.
Ia menuntun aku di jalan yang lurus,
demi nama-Nya yang kudus.

*Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Mu,
itulah yang menghibur aku.

*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh berlimpah.

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
seumur hidupku.
Aku akan diam dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka,
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita memperingati Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul, 
untuk mengenang kuasa Rasul Petrus sebagai wakil Yesus dan sebagai penggembala umat tertinggi.
Peringatan kepada Rasul Petrus sendiri kita rayakan bersama dengan Santo Paulus pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Rasul tiap-tiap tanggal 29 Juni.

Sebelumnya ia bernama Simon, lalu oleh Yesus disebut Petrus, yang artinya sebuah batu, sekali pun bukan batu karang yang besar tetapi kokoh, terungkap dari pernyataan Petrus yang mantap, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Yesus sendirilah batu karang itu, batu penjuru.

Hal yang luarbiasa, Yesus memberikan kuasa khusus kepada Petrus, yang disebut-Nya sebagai "kunci Kerajaan Surga", sesuatu yang sangat istimewa, yang secara absolut berlaku, apa yang diikat di dunia akan terikat juga di surga, dan apa yang dilepas di dunia akan terlepas juga di surga.
Salah satu kuasa itu adalah pengampunan dosa.
Apa yang diampuni ketika masih di dunia ini, maka akan diampuni pula oleh Bapa di Surga.
Artinya, dosa-dosa yang telah diampuni di dunia ini tidak akan diingat-ingat, dilepaskan oleh karena pertobatan dan kuasa pengampunan itu.

Dosa-dosa yang pernah kita perbuat, tak dapat dihapuskan kecuali dengan pertobatan dan pengampunan dari Bapa di Surga, melalui kuasa yang diberikan Yesus kepada Petrus.

Tentu saja kita sangat bersyukur akan kemudahan memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita; pertobatan akan meloloskan kita dari tanggungan siksa dosa.
Tetapi tentu dengan catatan, seperti yang telah berulang kali disampaikan oleh Yesus sendiri, "Jangan berbuat dosa lagi."
Mana bisa perbuatan dosa dan pengampunan bolak-balik seperti setrika-an, yang artinya kita tidak bersungguh-sungguh bertobat dan menyesali karena telah berbuat dosa.

Sekali pun kunci kerajaan Surga telah diwariskan oleh Petrus kepada penerus-penerusnya hingga sekarang, tetap saja penyesalan dan pertobatan yang sungguh-sungguhlah yang akan membawa pengampunan kepada kita.
Maka, menyesal dan bertobatlah, lalu memohon pengampunan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus  (Pesta Takhta Suci Santo Petrus)
Menurut cerita lisan yang beredar di kalangan Gereja, Santo Petrus yang diberi kuasa oleh Yesus untuk memimpin Gereja mendirikan dua buah takhta keuskupan. Yang pertama didirikan di Antiokia, di tengah-tengah kaum Yahudi dan orang-orang kafir pada tahun 35. Di sana Petrus memimpin, jemaatnya selama tujuh tahun. Setelah dua kali me- ngunjungi Roma, maka pada tahun 65 ia menetap di sana sebagai Uskup pertama.
Maksud pesta Takhta Suci Santo Petrus ini ialah untuk menghormati Petrus sebagai Wakil Kristus dan Gembala tertinggi Gereja yang mempunyai kuasa rohani atas segenap anggota Gereja dan semua Gereja setempat. Kuasa Petrus ini - yang lazim disebut Primat Petrus - diberikan langsung oleh Yesus sebelum kenaikanNya ke surga (Yoh 21: 15-19).


Santa Margaretha dari Cortona, Pengaku iman
Margaretha tergolong gadis yang malang hidupnya terlebih-lebih setelah ibunya meninggal. Gaya hidupnya sembrono tanpa kendali. Nasehat-nasehat saleh dari ibunya tidak lagi dituruti. Demikian pula kewajiban-kewajiban agama. Gejolak remajanya tak kuasa dikendalikannya. la bergaul dan bersenang-senang dengan pemuda-pemuda tanggung yang buruk akhlaknya. Pada usia 16 tahun, ia mengikuti seorang pemuda bangsawan ke Montepulsiano. Di sana ia hidup bersama pemuda itu sebagai istri selir.
Pada suatu hari ia mengikuti anjing kesayangan tuannya, yang menunjukkan tanda-tanda aneh tentang suatu kejadian. Sampai di suatu tempat, anjing itu berhenti sambil menyalak-nyalak. Ternyata di situ tergeletaklah pemuda bangsawan itu dalam keadaan berlumuran darah dan tak bernyawa lagi. Pemuda itu dibunuh oleh orang yang tak dikenal. Karena peristiwa ini, Margaretha diusir dari istana bersama dengan anaknya. la pergi ke rumah ibu tirinya tetapi di sana ia tidak diterima. Setelah luntang-lantung beberapa hari, ia lalu pergi ke biara Suster-suster Santo Fransiskus untuk minta perlindungan. Di biara itu ia diterima.
Di biara inilah, Margaretha mulai menyadari kebejatan hidupnya. la bertobat dan berniat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatannya yang bejat itu. Pada suatu hari minggu ia pergi ke kampung halamannya, Laviano, untuk berdoa di gereja dan mengakui dosa-dosanya.
Setelah mengalami banyak percobaan batin yang berat, akhirnya ia diterima sebagai anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Keanggotaannya di dalam ordo ini sungguh suatu anugerah Tuhan baginya. la mulai menata hidupnya secara baru dalam doa dan karya-karya amal. Akhirnya ia sendiri mendirikan sebuah rumah sakit untuk orang-orang miskin. Anaknya sendiri menjadi seorang imam dalam Ordo Santo Fransiskus. Margaretha meninggal dunia pada tahun 1297 di Cortona.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi